Identitas Buku
Judul buku :
Pedoman Dasar Pendidikan Budi Pekerti
Pengarang :
Hasan Oetomo, Dr.(Ec:Psy), Drs, S.H, S.Psi, M.H, M.Psi.
,MBA,Psikolog
Penerbit :
PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta
Halaman : 70, 14 x 20,5cm, 0,5 cm
Tahun : 2012
Sinopsis
Budi pekerti sering disebut dengan istilah character building dimana secara harfiah
adalah pembangunan karakter, dimana hal ini bisa bernilai positif maupun
negative. Nilai positif berarti karakter yang terpuji dan baik sedangkan nilai
negatif merupakan karakter yang tercela dan jelek. Sedangkan pendidikan budi
pekerti adalah usaha sadar
yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai
moral ke dalam sikap dan prilaku agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur
(berakhlakul karimah) dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi
dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan alam/lingkungan.
Terdapat berbagai macam cara dalam penanaman
perilaku serta budi pekerti yang baik diantaranya adalah penerapan 4 kata
mutiara yaitu:
1.
Tolong
Sikap dalam meminta bantuan dengan mengucapkan “tolong” dalam kehidupan
sehari-hari akan menyenangkan orang lain.
2.
Terima
kasih
Sikap rasa syukurdalam hubungan antar pribadi adalah harus saling menghargai.
3.
Maaf
Ungkapan permintaan maaf antar segala kesalahan kita mutlak kita lakukan
sebagai tanda penyesalan. Kata maaf mengajarkan kita untuk berani mengakui
kesalahan dan membuat kita lebih bijak, rendah hati dalam menghadapi masalah.
4.
Permisi
Selain permohonan diri, ijin dan kminta maaf, “permisi” adalah kata
mutiara yang sesering mungkin digunakan dalam kehidupan sehatri-hari, khususnya
saat berhubungan dengan orang lain atau orang yang lebih tua atau dituakan.
Empat kata mutiara tersebut diatas
diharapkan bisa memberi masukan dan membantu anak-anak dan orang dewasa
untuk membina nuansa hubungan baik dengan sesama dalam kehidupan nyata.
Berbagai macam prinsip hidup dalam pembentukan budi pekerti yang luhur
juga dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan menerapkan:
1. Prinsip 5S dalam kehidupan sehari-hari
Prinsip 5S yaitu
“salam, sapa, senyum, sopan dan santun” menciptakan suasana saling menghormati
antar sesama dalam pergaulan yang harmonis kepada siapapun, dimanapun dan
kapanpun. Penggunaan kata mutiara ini dapat menggambarkan budi pekerti
seseorang.
2. Prinsip 5AS dalam bekerja
Prinsip 5AS yaitu
“keras, cerdas, tuntas, ikhlas dan puas” menciptakan suasana bekerja yang lebih
baik dan bertanggung jawab, hal ini juga dapat menggambarkan budi pekerti seseorang.
Pembelajaran mengenai pendidikan budi pekerti disampaikan dengan
seksama dan dengan memberikan gambaran mengenai hal-hal yang harus dihindari
dalam hal ini disebut dengan 7nista jiwa diantaranya “sombong, rakus, kikir,
marah, nafsu, malas, dan iri dengki”. 7 nista ini harus dihindari dan ditolak
dengan tegas oleh manusia yang berbudi dan bijak.
Dalam kehidupan, orang dikatakan cerdas apabila oaring tersebut mampu
menunjukkan kemahiran dan trampil untuk menyelesaikan masalah, berbagai macam
kecerdasan seseorang diantaranya adalah:
1.
Kecerdasan
Linguistik dan kebahasaan
|
7.
Kecerdasan
Intrapersonal
|
2.
Kecerdasaan
Matematik-Logis
|
8.
Kecerdasan
Eksistensial
|
3.
Kecerdasan
Ruang-Visual
|
9.
Kecerdasan
Naturalis
|
4.
Kecerdasan
Kinestetik Badani
|
10.
Kecerdasan
Spiritual
|
5.
Kecerdasan
Musikal
|
11.
Kecerdasan
memahami dan menerapkan nilai kehidupan
|
6.
Kecerdasan
Interpersonal
|
12.
Kecerdasan
menghindari nista jiwa
|
Membina nuansa hubungan baik dan harmonis
dengan sesama manusia dalam kehidupan nyata
agar tentram dan nyaman diperlukan adanya karakter berbudi pekerti yang
luhur.
Resensi
Melalui buku karangan Hasan Oetomo, yang
memiliki 9 gelar yakni Dr.(Ec:Psy), Drs, S.H, S.Psi, M.H, M.Psi.,MBA,Psikolog
dimana didapatkan dari berbagai perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri
sehingga menjadikan buku yang ditulis ini “Pedoman Dasar Pendidikan Budi
Pekerti” layak untuk dibaca dan ditelaah isi dan pembahasannya.
Tujuan dari buku ini tidak lain adalah untuk
mencerdaskan kehidupang bangsa yang memiliki sopan santun, budi pekerti yang
luhur, iman yang kuat dan moral yang terpuji sejak usia dini.
Kebiasaan budi pekerti harus ditanamkan sejak
dini seperti mengetuk pintu bila terlambat masuk, memberi salam ataupun minta
maaf karena terlambat, sopan dalam perilaku dan santun dalam bahasa, menghargai
dan menghormati teman lain, menyelesaikan tugasnya dengan baik dan hendaknya
menjadi fokus utaman guru, orang tua maupun stakeholder pendidikan lainnya.
Buku “Pedoman Dasar Pendidikan Budi Pekerti”
ini adalah salah satu pembekalan pedoman pelajaran budi pekerti bagi guru, tapi
sekaligus bagi orang tua yang super sibuk, namun ingin terlibat dalam
pendidikan budi pekerti anaknya secara aktif dan baik.
Buku ini memberikan wawasan yang sangat segar
dan inovatif bagaimana menerapkan konsep pendidikan budi pekerti di dalam kelas
untuk para pendidik serta di luar kelas untuk para orang tua yang perduli akan
pendidikan budi pekerti anak-anaknya. Pembahasan mengenai pendidikan budi
pekerti serta bagaimana cara-cara menanamkan perilaku budi pekerti yang baik
diulas secara lengkap dang jelas sehingga sangat memudahkan sekali bagi kita
sebagai pembaca dan pengguna buku ini untuk mengajarkan kepada anak-anak kita
serta menerapkan pendidikan budi pekerti secara langsung.
Sesuai dengan judul buku yakni “Pedoman Dasar
Pendidikan Budi Pekerti”, isi buku ini baik sekali diajarkan dan disampaikan
oleh para pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK)
bahkan SD, karena dengan adanya pembelajaran sejak dini mengenai dasar-dasar
pendidikan budi pekerti ini akan memberikan dampak yang maksimun mengingat
pembentukan karakter seorang anak tergantung dari pendidikan yang diajarkan
selama anak-anak berada pada usia dini.
Selain para pengajar buku ini juga baik sekali
baik sekali dibaca oleh praktisi kebijakan pendidikan, dan pembelajar untuk
memberikan sebuah pencerahan dunia pendidikan terutama mengenai pembentukan
karakter seorang anak sejak dini guna mencegah terjadinya degredasi moral
penerus generasi bangsa.
Identitas Buku
Judul buku :
Al-MUMTAZ-Cerdas Belajar Kitab Kuning Secara Otodidak
Pengarang :
Abdul Jalil, Dr.Andy Hadiyanto
Penerbit :
Duta Grafika Semarang, 2010
Halaman : 184, 19,5 x 21,5cm, 1,5 cm
Tahun :
2010
Sinopsis
Kata Al-MUMTAZ secara
etimologis merupakan isim fa’il (kata sifat) dari kata kerja imtaaza yang
berarti istimewa, sesuatu yang bernilai tertinggi atau terbaik. Beberapa
indicator penyebab kurang efektifnya pembelajaran kitab kuning diantaranya
adalah:
1.
Belum adanya pemahaman akan manfaat dan tuuan belajar kitab kuning
sehingga tidak ada gairah dan motivasi untuk menguasainya.
2.
Pemahaman yang salah bahhwa literatur kitab salaf yang berbahasa gundul
adalah super sulit, berbelit-belit dan membuat alergi generasi muslim. Sehingga
mereka lebih suka membaca buku-buku terjemahan daripada repot-repot membaca
teks alsinya.
3.
Minimnya buku pedoman praktis mempelajari kitab kuning instant.
Sehingga pembvelajaran kitab kuning selali ditempuh secara konvensional ana
pesantren yang menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan kurikulum yang disusun
secara gradual namun dengan materi yang diulang-ulang.
Tujuan
dan manfaat dengan adanya Al-MUMTAZ adalah sebagai berikut:
1.
Mempermudah pembelajaran Al-Quran dan Al-Hadist secara benar.
2.
Memperlancar pemahaman kitab-kitab salaf secara mudah, tepat dan
instan.
3.
Membangkitkan motivasi dan spirit belajar ilmu keislaman menuju khairu
ummah yang diridhai Allah.
Kitab kuning dewasa ini
masih menjadi momok yang cukup ditakuti, bahkan dibenci oleh sebagian oknum
pelajar atau mahasiswa. Meskipun sebenarnya justru segala kerumitan dan
peliknya kitab-kitab kuning dapat menjadi medan petualangan otak yang menuntut
kecerdasan dan kejelian serta kiat khusus agar dapat ditaklukkan dan dikuasai.
Terdapat beberapa faktor dalam belajar kitab kuning diantaranya adalah:
1.
Faktor Dominan
a)
AKU (Ambisi, Keyakinan, Usaha)
Ambisi,
keyakinan dan usaha merupakan faktor yang sangat penting dalam suksesnya
belajar kitab kuning. Karena semua itu merupakan energi yang sangat kuat. Tanpa
semangat dan motivasi yang kuat pasti akan gagal.
b)
IMAM (Ikhlas, Machabbah, Akhlakal karimah, dan Malu)
Dalam
mempelajari kitab kuning rasa ikhlas rasa cinta (machabbah) pada ilmu
pengetahuan yakni penguasaan kitab kuning merupakan power dan spirit utama yang
harus dimiliki dan ditanamkan di dalam hati untuk mendapatkan ridha Allah.
2.
Faktor Pendukung
Beberapa faktor lain yang menun jang
percepatan penguasaan kitab kuning dan bersinergi membentuk akal cerdas dan
qolbu yang suci adalah:
a)
Berwudhu dan shalat sunnah dua rakaat sebelum belajar. Berkat wudhu
maka kemampuan syaraf akal akan meningkat 10 kali lipat.
b)
Rutin berdoa membaca asmaul husan setiap usai shalat atau hendak
belajar.
c)
Bertadarus Al-Quran setiap hari, sekurang-kurangnya satu halaman secara
tartil.
d)
Rajin membaca doa cerdas setiap subuh dan ashar.
Beberapa langkah cerdas
dalam memahami kitab kuning diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Menyimak sambil menirukan bacaan guru pembimbing di dalam bathin
2.
Mencatat setiap kata yang terasa sulit lalu menanyakannya kepada
pembimbing
3.
Berani mencoba membaca materi kitab kuning yang belum dicorat-coret di
depan pembimbing.
4.
Rutin dan rajin menambah kosakata arab dengan membaca kamus arab atau
kitab kuning yang belum pernah diajarkan lalu menghafalkannya.
5.
Membaca kitab kuning dan menterjemahkannya secara mandiri dan merangkum
isinya lalu menunjukkan hasilnya kepada guru atau langsung menghadap guru agar
disimak bacaan dan terjemahannya.
6.
Mengaplikasikan teori ilmu nahwu ke dalam al-Quran dengan mencoba
mencari struktur I’rob setiap ayat, hadist atau kitab-kitab salaf.
7.
Rajin mengikuti ta;lima tau kajian kitab kuning sebagai penopang
penambahan perbendaharaan kosakata.
Dengan Al-MUMTAZ
pemahaman akan kitab kuning dapat dilakukan dengan efektif dan praktis.
Sehingga dengan adanya “Al-MUMTAZ” ini mengantarkan umat islam lebih menghargai
dan mencintai al-Qur’an dan al-Hadist serta kitab-kitab salaf, daripada
literatur yang berbasis dan berorientasikan materi duniawi.
Resensi
Buku
“Al-MUMTAZ-Cerdas Belajar Kitab Kuning Secara Otodidak” merupakan bacaan cerdas
untuk umat islam mengingat pentingnya pemahaman akan Al-Quran dan AL-Sunnah hal
ini juga didudkung kondisi sekarang dimana fenomena dewasa ini adalah mayoritas
umat islam di Indonesia tidak memahami Al-Quran dan Al-Sunnah. Akibatnya adalah
mereka tidak mengetahui dan tidak mampu mengamalkan ajaran-ajaran islam dan
nilai-nilai filosofi dalam Al-Quran dan Al-Sunnah. Hal ini akan sangat
berpengaruh pada aqidah, moral, pandangan hidup yang tidak Qur’ani dan melenceng
dari sunnah nabi.
Buku
karangan Abdul Jalil dan Dr.Andy Hadiyanto ini sangat bagus sekali karena buku
ini merupakan pengimplementasian dari amanah Al-Quran sebagai Khoiru
ummah dengan motivasi dan spirit
hadist, Khoiru annaas anfa’uhum linnas,
dan bercermin kepada tradisi ulama salaf shalihin, dimana dikemas dalam suatu
paket yang komplit, praktis dan mudah untuk dimengerti sehingga dengan buku “Al-MUMTAZ-Cerdas
Belajar Kitab Kuning Secara Otodidak” ini dapat mengantarkan para pembaca cepat
memahami kitab salaf (kitab kuning).
Tujuan
dari penyusunan “Al-MUMTAZ-Cerdas Belajar Kitab Kuning Secara Otodidak” sangat
jelas sekali yakni sebagai salah satu upaya untuk memahami dan mengamalkan
kitab kuning merupakan salah satu bentuk ikhtiar untuk merealisir konsep Khairu Ummah yang sampai saat ini tengah
tergadaikan.
Metode
pembelajaran yang sederhana, jelas dan tidak membingungkan memberikan nilai
lebih untuk buku ini. Sehingga memungkinkan para pembaca untuk melakukan, mempelajari serta mengikuti cara-cara efektif
penguasaan kitab kuning sesuai dengan petunjuk yang telah disampaikan dalam
buku cerdas belajar kitab kuning secara otodidak ini.
Buku
ini baik sekali dibaca oleh para pemerhati kitab salaf (kuning) dan para santri
ataupun mahasiswa muslim pemula yang memiliki keinginan untuk mempelajari kitab
salaf secara mandiri (otodidak).